Penelitian sastra di Indonesia belum sepopuler penelitian di bidang
lainnya. Hal ini bisa dimaklumi karena peminat penelitian sastra masih kurang
banyak atau orang belum memahami metodologi penelitian sastra. Hal inilah yang
membuat penelitian sastra di Indonesia terasa kering. Membosankan dan cenderung
hanya dianggap sebagai rutinitas belaka. Bila asumsi ini dipakai oleh sebagian
besar masyarakat makan akan timbul anggapan bahwa penelitian sastra hanya akan
menghasilkan dupikasi-duplikasi yang tidak kontribusi bagi pembaca atau pun
masyarakat pada umumnya. Beruntung saya memiliki buku metodologi penelitian
sastra yang dibuat oleh Suwardi Endraswara, sehingga timbul pemahaman tentang
hal-hal yang terkait dengan metodologi penelitian sastra.
Buku Metodologi Penelitian Sastra yang disusun oleh Suwardi Endraswara
ini, menurut saya sangat bagus terutama buat seperti saya yang sedang belajar
riset atau penelitian. Di dalamnya mengupas berbagai hal yang terkait dengan
penelitian sastra mulai dari problem penelitian sastra, manajemen penelitian
sastra, epistemologi penelitian sastra, aliran penelitian sastra, serta
berbagai metode penelitian sastra yang membuat kita tersadar bahwa penelitian
sastra tidak sekadar penelitian biasa.
Penelitian sastra terkendala beberapa hal. Penelitian sastra masih
timpang, kemiskinan teori dan ilmu sastra, kerancuan instilah penelitian
sastra, dan persoalan metode, teknik dan pendekatan ditengarai menjadi faktor
yang menghambat penelitian sastra berkembang di Indonesia. Manajemen penelitian
sastra berisikan materi tentang peranan penelitian sastra; penelitian sastra
yang kreatif; kemitraan penelitian sastra; dan diseminasi penelitian sastra. Pada
bagian Epistemologi Penelitian Sastra dibahas tentang seluk beluk epistemologi
sastra; Penelitian sastra sebagai ilmu; Antara subjektivitas dan objektivitas;
dan Positivisme dan konstruk penelitian sastra.
Terdapat beberapa aliran dalam penelitian sastra. Aliran penelitian
klasik sastra menjadi yang pertama sebelum berkembang aliran penelitian sastra
lainnya. Sedangkan aliran penelitian sastra yang berkembang kemudian adalah Penelitian
beraliran ekspresivisme; Penelitian beraliran romantisme; dan Penelitian
beraliran simbolisme dan mistisisme.
Kini telah hadir beberapa model baru penelitian sastra antara lain Grounded
research, Kajian fenomenologi sastra, Kajian hermeneutik sastra. Metode penelitian
sastra juga berkembang. Penelitian formalisme sastra dalam buku ini dijelaskan Karakteristik
formalisme dan Analisis formalis. Untuk memahami model strukturalisme murni,
endraswara menjelaskan tentang Prinsip strukturalisme, Kelebihan dan kelemahan
strukturalisme, dan Langkah kerjanya. Strukturalisme kemudian berkembang yaitu
strukturalisme genetik, dinamik dan semiotik. Oleh karena itu, untuk
kepentingan pembaca, pada bagian Strukruralisme genetik menjelaskan tentang Prinsip
dasar strukturalisme genetik; Sasaran: memahami pandangan dunia; dan Teknik
analisis strukturalisme genetik. Strukuralisme dinamik juga dijelaskan
tersendiri. Sedangkan pada bagian Strukturalisme semiotik dibahas Semiologi, Kerangka
teori, dan Langkah analisis sastra
Bagi pembaca yang ingin tahu tentang Penelitian estetika sastra. Endraswara
menjelaskan Hakikat estetika dan Analisis estetika. Sedangkan pembaca yang
ingin belajar Penelitian stilistika sastra, akan dijelaskan Konsep dan asumsi
stilistika dan Pokok-pokok analisis stilistika.
Endraswara juga menjelaskan Penelitian sosiologi sastra yang isinya
tentang Sosiologi sastra dan Sasaran penelitian sosiologi sastra. Pada bagian Penelitian
psikologi sastra, dijelaskan Landasan pijak psikologi sastra; Pendekatan
psikologi sastra; Psikoanalisa; dan Landasan dan proses analisis. Kemudian Endraswara
menjelaskan Penelitian antropologi sastra yang berisis tentang Ruang lingkup
antropologi sastra; Fokus dan prinsip analisis antropologi sastra; Analisis
mitos model Levi-Straus.
Bagi pembaca yang ingin tahu Penelitian Pragmatik dan resepsi sastra,
Endraswara menjelaskan Dasar penelitian resepsi; Aspek penelitian resepsi
sastra; dan Analisis resepsi sastra. Sementara itu pada bagian Penelitian
sastra bandingan dijelaskan Konsep sastra bandingan; Intertekstualitas dan
sastra bandingan; Sastra bandingan, sastra nasional, sastra dunia; Ruang
lingkup sastra bandingan; Konsep pengaruh dalam sastra bandingan; serta Metode
sastra bandingan.
Lalu Endraswara juga menjelaskan Penelitian feminisme sastra. Agar pembaca
mengerti metode penelitian ini, maka dijelaskan Konstruksi gender dalam sastra;
Fokus kajian feminisme; dan Teori analisis feminisme.
Sastra juga ada yang bentuknya lisan. Oleh kareanya Penelitian sastra
lisan juga dijelaskan oleh Endraswara. Maka dari itu Bahan kajian sastra lisan
dikupas, selanjutnya teknik Pengumpulan data; Teori kajian sastra lisan; dan Penafsiran
sastra lisan.
Rasa tidak lengkap jika dalam metodologi penelitian sastra belum
mengungkap Penelitian sastra model analisis konten. Oleh karenanya penting
untuk disampaikan Alasan analisis konten sastra; Karakteristik analisis konten
sastra; Prosedur penelitian; dan Wilayah kajiannya.
Dari sisi perkembangan bangsa Indpnesia pada khususnya, endraswara juga
menjelaskan Penelitian sastra model postmodernisime dan poskolonialisme. Untuk menjelaskan
dua model tersebut, maka ditampilkan informasi tentang Kajian dekonstruksi dan Poskolonialisme.
Kemajuan teknologi informasi salah satunya ditandai dengan
meningkatkanya pemakaian internet. Salah satunya adalah untuk kepentingan
sastra. Oleh karenanya, Endraswara mengupas Penelitian cybersastra: sebuah
penjelajahan awal yang berisi Seluk beluk cybersastra; dan Aspek-aspek kajian.
Demikian ulasan singkat buku metodologi penelitian sastra karya Suwardi
Endraswara. Pada bagian lain dari blog ini akan dijelaskan lebih detail
mengenai problem penelitian sastra, manajemen penelitian sastra, epistemologi
penelitian sastra, aliran penelitian sastra, serta berbagai metode penelitian
sastra.