Bila pada tulisan sebelumnya telah disampaikan teknik pengambilan sampel pada riset atau penelitian kuantitatif, maka pada kesempatan ini akan diulas cara menentukan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif. Kemampuan untuk menentukan ukuran sampel pada penelitian kuantitatif sangat penting dimiliki peneliti agar jumlah sampel yang diambil 100% dapat diwakili populasi. Jadi dengan jumlah sampel yang diambil oleh peneliti, hasilnya dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Makin besar jumlah sampel yang diambil, peluang generalisasi semakin kecil. Semakin kecil jumlah sampel yang diambil, makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan secara umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan untuk penelitian kuantitatif?
Jumlah sampel tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang diambil. Tingkat ketelitian atau kepercayaan yang dikehendaki juga dipengaruhi oleh sumber dana, waktu dan tenaga yang dimiliki peneliti. Bila peneliti menginginkan tingkat kepercayaannya besar, maka jumlah sampel yang diambil pun jumlahnya besar. Atas dasar ini lah, dana yang dibutuhkan pun bertambah banyak, karena peneliti harus membagikan instrumen kepada responden dalam jumlah yang banyak, termasuk ongkos transportasinya. Selain itu, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk membagikan instrumen pada responden yang jumlahnya banyak.
Umumnya ada tiga tingkat kesalahan yang sering digunakan, antara lain 1%, 5%, dan 10%. Isaac dan Michaek telah mengembangkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tertentu seperti di bawah ini.
Rumus diatas digunakan atas dasar asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Populasi yang sifatnya homogen, tidak menggunakan rumus diatas, misalnya mengukur populasi benda. Untuk lebih jelasnya dalam rumus Isaac dan Michael juga dilengkapi dengan tabel jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalaha 1%, 5% dan 10 %.
Selain Isaac dan Michael masih ada rumus lain untuk menghitung sampel, seperti yang disampaikan oleh Cohran, dan Cohen. Lebih baik memilih rumus yang menghasilkan jumlah ukuran sampel lebih banyak.
Rumus diatas digunakan atas dasar asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Populasi yang sifatnya homogen, tidak menggunakan rumus diatas, misalnya mengukur populasi benda. Untuk lebih jelasnya dalam rumus Isaac dan Michael juga dilengkapi dengan tabel jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalaha 1%, 5% dan 10 %.
Selain Isaac dan Michael masih ada rumus lain untuk menghitung sampel, seperti yang disampaikan oleh Cohran, dan Cohen. Lebih baik memilih rumus yang menghasilkan jumlah ukuran sampel lebih banyak.
Bagaimanakah cara menentukan ukuran sampel untuk penelitian?
Bila masih bingun untuk menentukan ukuran sampel, saran dari Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253) bisa dipertimbangkan, yaitu:1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria - wanita, PNS - pegawai swasta, dll) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariat (korelasi atau regresi ganda misalnya) maka jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota masing-masing antara 10 s.d. 20.
Bagaimana cara mengambil anggota sampel?
Ada dua teknik yang digunakan dalam sampling yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.DOWNLOAD MEDIA PEMBELAJARAN K13
Sumber:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. halaman: 126 - 132.