Wednesday, 27 July 2016

Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif

Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif. Setelah pada artikel sebelumnya dibahas tentang teknik keabsahan data penelitian kualitatif, maka kali ini akan disampaikan teknik analisis data penelitian kualitatif yang menggunakan teori Miles dan Huberman. Mengacu pada metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian kualitatif, analisis data menggunakan teknik Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 337) dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Pengumpulan data (data collection)
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan terhadap tiga aspek yaitu situasi, aktivitas dan personal. Observasi dilakukan dengan cara terus menerus mengamati obyek  dan  mendokumentasi hasil pengamatan dalam bentuk tulisan, foto. Kemudian untuk mengetahui makna dari hasil observasi dan dokumentasi dilakukan wawancara dengan para narasumber. Wawancara direkam kemudian ditranskrip sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

Reduksi data (data reduction)
Reduksi data pada penelitian kualitatif dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal pokok dan yang penting. Dari keseluruhan data yang terkumpul, peneliti kemudian memilah data. Data-data yang tidak perlu dibuang, sedangkan data yang diperlukan disusun kembali dengan memberikan kode-kode tertentu untuk mempermudah dalam mengidentifikasi data-data yang terkumpul. Oleh Karena itu, pada tahap reduksi data, peneliti umumnya menggunakan laptop atau computer untuk memberikan kode-kode pada aspek-aspek tertentu. Reduksi data juga pandu berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

Penyajian data (data display)
Penyajian data penelitian kualitatif pada awalnya dilakukan dalam bentuk tabel agar terorganisasikan sehingga peneliti menjadi mudah dalam menyusun pola hubungan dan dipahami peneliti dengan baik.   Berdasarkan tabel tersebut, peneliti dapat merencanakan kerja selanjutnya. Bila data telah lengkap selanjutnya dijabarkan dalam bentuk teks naratif agar data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah dipahami. Peneliti mendeskripsikan data-data yang tersaji dalam bentuk penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami pembaca serta berpedoman pada tata bahasa yang digunakan dalam penulisan ilmiah.

Verifikasi data (conclution drawing
Verifikasi data penelitian kualitatif adalah tahap terakhir dalam proses analisis data. Tahap ini berupa penarikan kesimpulan. Kesimpulan pada penelitian ini ada kemungkinan menjawab rumusan masalah atau tidak sama sekali menjawab rumusan masalah. Hal ini dikarenakan rumusan masalah pada penelitian kualitatif sifatnya sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. kesimpulan ini diharapkan dapat merupakan temuan informasi yang tadinya belum jelas menjadi jelas. Oleh karena itu, peneliti kualitatif tidak membuat verifikasi data berdasarkan rumusan masalah namun berdasarkan data yang diperoleh di tempat atau lokasi penelitian.

Nah, itulah langkah-langkah dalam melakukan analisis data penelitian kualitatif dengan menggunakan teori Miles dan Huberman yang meliputi empat tahapan antara lain pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Jadi pastikan anda yang menggunakan teori Miles dan Huberman dalam menganalisis data dilakukan melalui tahapan yang benar agar hasil penelitian kualitatif anda menjadi berkualitas.


Uji Keabsahan Data Penelitian Kualitatif

Uji Keabsahan Data Penelitian Kualitatif. Pada kesempatan ini akan disampaikan cara melakukan uji keabjsahan data penelitian kualitatif. Bila uji keabsahan data penelitian kuantitatif menggunakan uji validitas dan reliabilitas, maka untuk menguji keabsahan instrumen penelitian kualitatif dilakukan dengan uji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferbilitas hasil penelitian (Sugiyono, 2012: 366).

Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data penelitian kualitatif dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, menggunakan member check.  Perpanjangan pengamatan menggali data sampai pada tingkat makna, berusaha mendapatkan informasi sampai tuntas, dan memastikan bahwa data yang diperoleh adalah sesuai dengan kenyataan. Untuk itu, peneliti juga harus cermat dan tekun selama melakukan pengawasan agar diperoleh data yang valid dan tersusun dan terdokumentasi secara sistematis. Triangulasi dilakukan pada sumber data, teknik pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data. Peneliti juga pastikan bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan atau pertentangan data yang ditemukan. Agar data yang terkumpul dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, maka diperlukan referensi berupa data dukung berupa rekaman wawancara dan foto kegiatan. Peneliti juga memberi kesempatan kepada narasumber untuk mengecek kembali data yang diberikan untuk memastikan agar data yang digunakan untuk penelitian ini telah disepakati oleh narasumber.

Uji transferability
Uji transferability data penelitian kualitatif dilakukan dengan tujuan agar penelitian ini bisa digunakan dalam konteks dan  situasi sosial lain, sehingga memungkinkan manakala orang lain ingin menerapkan hasil penelitian ini. Oleh karena itu, pembuatan laporan penelitian ini dilakukan dengan uraian yang rinci, jelas, dan sistematis, dan dapat dipercaya.

Uji Dependability
Uji dependability data penelitian kualitatif dilakukan agar orang lain kemungkinan dapat merepleksi proses penelitian ini. oleh karena itu dilakukan dengan audit proses penelitian secara keseluruhan mulai dari menentukan focus penelitian, memasuki lapangan, menentukan sumber data, analisis data, keabsahan data hingga pengambilan kesimpulan.

Uji Konfirmability
Uji konfirmability data penelitian kualitatif dilakukan dengan menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses penelitian. Berdasarkan proses penelitian diperoleh hasil penelitian. Jadi dalam penelitian ini, laporan hasil penelitian disesuaikan dengan proses penelitian. 


Demikian cara melakukan uji keabsahan data penelitian kualitatif yang meliputi uji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferbilitas hasil penelitian. Dengan melakukan uji keabsahan data penelitian, hasil penelitian kualitatif menjadi berkualitas. 

Monday, 6 June 2016

Metodologi Penelitian Sastra Menurut Suwardi Endraswara

Penelitian sastra di Indonesia belum sepopuler penelitian di bidang lainnya. Hal ini bisa dimaklumi karena peminat penelitian sastra masih kurang banyak atau orang belum memahami metodologi penelitian sastra. Hal inilah yang membuat penelitian sastra di Indonesia terasa kering. Membosankan dan cenderung hanya dianggap sebagai rutinitas belaka. Bila asumsi ini dipakai oleh sebagian besar masyarakat makan akan timbul anggapan bahwa penelitian sastra hanya akan menghasilkan dupikasi-duplikasi yang tidak kontribusi bagi pembaca atau pun masyarakat pada umumnya. Beruntung saya memiliki buku metodologi penelitian sastra yang dibuat oleh Suwardi Endraswara, sehingga timbul pemahaman tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi penelitian sastra.

Buku Metodologi Penelitian Sastra yang disusun oleh Suwardi Endraswara ini, menurut saya sangat bagus terutama buat seperti saya yang sedang belajar riset atau penelitian. Di dalamnya mengupas berbagai hal yang terkait dengan penelitian sastra mulai dari problem penelitian sastra, manajemen penelitian sastra, epistemologi penelitian sastra, aliran penelitian sastra, serta berbagai metode penelitian sastra yang membuat kita tersadar bahwa penelitian sastra tidak sekadar penelitian biasa.

Penelitian sastra terkendala beberapa hal. Penelitian sastra masih timpang, kemiskinan teori dan ilmu sastra, kerancuan instilah penelitian sastra, dan persoalan metode, teknik dan pendekatan ditengarai menjadi faktor yang menghambat penelitian sastra berkembang di Indonesia. Manajemen penelitian sastra berisikan materi tentang peranan penelitian sastra; penelitian sastra yang kreatif; kemitraan penelitian sastra; dan diseminasi penelitian sastra. Pada bagian Epistemologi Penelitian Sastra dibahas tentang seluk beluk epistemologi sastra; Penelitian sastra sebagai ilmu; Antara subjektivitas dan objektivitas; dan Positivisme dan konstruk penelitian sastra.

Terdapat beberapa aliran dalam penelitian sastra. Aliran penelitian klasik sastra menjadi yang pertama sebelum berkembang aliran penelitian sastra lainnya. Sedangkan aliran penelitian sastra yang berkembang kemudian adalah Penelitian beraliran ekspresivisme; Penelitian beraliran romantisme; dan Penelitian beraliran simbolisme dan mistisisme.

Kini telah hadir beberapa model baru penelitian sastra antara lain Grounded research, Kajian fenomenologi sastra, Kajian hermeneutik sastra. Metode penelitian sastra juga berkembang. Penelitian formalisme sastra dalam buku ini dijelaskan Karakteristik formalisme dan Analisis formalis. Untuk memahami model strukturalisme murni, endraswara menjelaskan tentang Prinsip strukturalisme, Kelebihan dan kelemahan strukturalisme, dan Langkah kerjanya. Strukturalisme kemudian berkembang yaitu strukturalisme genetik, dinamik dan semiotik. Oleh karena itu, untuk kepentingan pembaca, pada bagian Strukruralisme genetik menjelaskan tentang Prinsip dasar strukturalisme genetik; Sasaran: memahami pandangan dunia; dan Teknik analisis strukturalisme genetik. Strukuralisme dinamik juga dijelaskan tersendiri. Sedangkan pada bagian Strukturalisme semiotik dibahas Semiologi, Kerangka teori, dan Langkah analisis sastra

Bagi pembaca yang ingin tahu tentang Penelitian estetika sastra. Endraswara menjelaskan Hakikat estetika dan Analisis estetika. Sedangkan pembaca yang ingin belajar Penelitian stilistika sastra, akan dijelaskan Konsep dan asumsi stilistika dan Pokok-pokok analisis stilistika.

Endraswara juga menjelaskan Penelitian sosiologi sastra yang isinya tentang Sosiologi sastra dan Sasaran penelitian sosiologi sastra. Pada bagian Penelitian psikologi sastra, dijelaskan Landasan pijak psikologi sastra; Pendekatan psikologi sastra; Psikoanalisa; dan Landasan dan proses analisis. Kemudian Endraswara menjelaskan Penelitian antropologi sastra yang berisis tentang Ruang lingkup antropologi sastra; Fokus dan prinsip analisis antropologi sastra; Analisis mitos model Levi-Straus.

Bagi pembaca yang ingin tahu Penelitian Pragmatik dan resepsi sastra, Endraswara menjelaskan Dasar penelitian resepsi; Aspek penelitian resepsi sastra; dan Analisis resepsi sastra. Sementara itu pada bagian Penelitian sastra bandingan dijelaskan Konsep sastra bandingan; Intertekstualitas dan sastra bandingan; Sastra bandingan, sastra nasional, sastra dunia; Ruang lingkup sastra bandingan; Konsep pengaruh dalam sastra bandingan; serta Metode sastra bandingan.

Lalu Endraswara juga menjelaskan Penelitian feminisme sastra. Agar pembaca mengerti metode penelitian ini, maka dijelaskan Konstruksi gender dalam sastra; Fokus kajian feminisme; dan Teori analisis feminisme.

Sastra juga ada yang bentuknya lisan. Oleh kareanya Penelitian sastra lisan juga dijelaskan oleh Endraswara. Maka dari itu Bahan kajian sastra lisan dikupas, selanjutnya teknik Pengumpulan data; Teori kajian sastra lisan; dan Penafsiran sastra lisan.

Rasa tidak lengkap jika dalam metodologi penelitian sastra belum mengungkap Penelitian sastra model analisis konten. Oleh karenanya penting untuk disampaikan Alasan analisis konten sastra; Karakteristik analisis konten sastra; Prosedur penelitian; dan Wilayah kajiannya.

Dari sisi perkembangan bangsa Indpnesia pada khususnya, endraswara juga menjelaskan Penelitian sastra model postmodernisime dan poskolonialisme. Untuk menjelaskan dua model tersebut, maka ditampilkan informasi tentang Kajian dekonstruksi dan Poskolonialisme.

Kemajuan teknologi informasi salah satunya ditandai dengan meningkatkanya pemakaian internet. Salah satunya adalah untuk kepentingan sastra. Oleh karenanya, Endraswara mengupas Penelitian cybersastra: sebuah penjelajahan awal yang berisi Seluk beluk cybersastra; dan Aspek-aspek kajian.

Demikian ulasan singkat buku metodologi penelitian sastra karya Suwardi Endraswara. Pada bagian lain dari blog ini akan dijelaskan lebih detail mengenai problem penelitian sastra, manajemen penelitian sastra, epistemologi penelitian sastra, aliran penelitian sastra, serta berbagai metode penelitian sastra.



Thursday, 26 November 2015

Paradigma Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif atau sering disebut penelitian postpositivistik yang memiliki asumsi atau dugaan sementara bahwa suatu gejala dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan. Selain itu, terdapat hubungan gejala yang sifatnya kausal (sebab akibat). Oleh karena itu, peneliti kuantitatif dapat membatasi penelitian pada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti dalam penelitian kuantitatif disebut paradigma penelitian. Paradigma penelitian menjadi istilah lain dari pola pikir peneliti dalam menunjukkan adanya hubungan variabel. Ini juga mencerminkan jenis dan jumlah variabel yang dijadikan rumusan masalah. Peneliti kuantitatif bertanggungjawab untuk menjawab rumusan masalah melalui penelitian, teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis penelitian, dan teknik analisis yang akan digunakan. 

Ada beragam bentuk atau model paradigma penelitian kuantitatif khususnya penelitian kuantitatif survey, yaitu: paradigma sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigma ganda dengan dua variabel independen, paradigma ganda dengan tiga variabel independen, paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen, dan paradigma jalur.

Paradigma Sederhana

Terdiri dari satu variabel independen (X) dan dependen (Y). Rumusan masalah dapat berbentuk deskriptif yaitu bagaimana X dan bagaimana Y; atau berbentuk asosiatif atau hubungan yaitu bagaimana hubungan X dengan Y. Teori yang digunakan adalah berkaitan dengan X dan Y. Hipotesis yang sering digunakan adalah asosiatif yaitu "ada hubungan yang positif dan signifikan antara X dengan Y atau tidak ada hubungan yang positif dan tidak signifikan antara X dengan Y". Teknik analisis yang digunakan bila kedua variabel bentuk datanya adalah interval atau rasio maka pengujian hipotesis asosiasi dengan teknik korelasi product moment.

Paradigma Sederhana Berurutan

Terdiri dari lebih dari dua variabel yang hubungannya sangat sederhana. Rumusan masalah berbentuk asosiatif atau hubungan yaitu bagaimana hubungan X1, X2, X3 dengan Y. Teori yang digunakan adalah berkaitan dengan X dan Y. Hipotesis yang sering digunakan adalah asosiatif yaitu "ada hubungan yang positif dan signifikan antara X1, X2, X3 dengan Y atau tidak ada hubungan yang positif dan tidak signifikan antara X dengan Y". Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel dengan teknik korelasi sederhana. Naik turunnya nilai Y diprediksi dengan persamaan Y = a + bX3.

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

Terdiri dari dua variabel independen (X) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah berbentuk asosiatif atau hubungan ada 4 yaitu tiga korelasi sederhana dan satu korelasi ganda.  Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel secara parsial dengan teknik korelasi sederhana dan hubungan secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

Terdiri dari tiga variabel independen (X) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah berbentuk asosiatif atau hubungan ada 6 yaitu gabungan antara korelasi sederhana dan korelasi ganda.  Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya menggunakan teknik korelasi sederhana. Sedangkan hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Ganda dengan Satu Variabel Independen dan Dua Dependen

Terdiri dari satu variabel independen (X) dan dua dependen (Y). Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya menggunakan teknik korelasi sederhana. Sedangkan hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

Terdiri dari dua variabel independen (X) dan dua dependen (Y). Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya menggunakan teknik korelasi sederhana. Sedangkan hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Jalur

Teknik yang digunakan untuk analisis data adalah path analysis atau analisis jalur. Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui sampai variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Pada paradigma penelitian ini terdapat variabel independen, antara dan dependen, Variabel antara digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara atau dapat langsung ke sasaran akhir. 

Di atas adalah sebagian kecil dari contoh paradigma penelitian kuantiatif. Masih banyak paradigma lainnya yang tidak ditampilkan dalam artikel ini, misalnya paradigma penelitian eksperimen. Semoga pembahasan tentang paradigma penelitian kuantitatif melalui survey dapat menambah pemahaman tenang penelitian kuantitatif.

Sumber referensi:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 65 - 72

Thursday, 19 November 2015

Penelitian Agama Buddha: Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Peluang Karir dan Religiusitas Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke PTA

ABSTRAK


Sugianto. 2014Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Peluang Karir dan Religiusitas Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke PTA. Penelitian Individu Dosen. Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri SriwijayaTangerang Banten.


Kata kunci: Persepsi Peluang Karir, Religiusitas, Minat Melanjutkan Studi Ke PTA,

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya  minat siswa SMA/SMK melanjutkan studi ke PTA. Padahal di Tangerang terdapat banyak siswa SMA/SMK yang beragama Buddha di sekolah umum yang bercorak Buddhis serta aktif di vihara-vihara yang tersebar di berbagai tempat. Padahal lulusan dari PTA khususnya STAB N Sriwijaya Tangerang Banten telah memperoleh pekerjaan yang baik di berbagai bidang. Rumusan masalah: bagaimanakah pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir dan religiusitas siswa terhadap minat melanjutkan studi ke PTA? Penelitian ini bertujuan untuk: menjelaskan pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir dan religiusitas siswa terhadap minat melanjutkan studi ke PTA.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode ex post facto. Penelitian dilakukan sejak bulan Agustus s.d. November 2014. Populasinya adalah siswa SMA/SMK kelas XII dari SMA Dharma Putra, SMA Perguran Buddhi, SMK Ariyametta, SMK Perguruan Buddhi, dan SMK Atissa Dipankara. Pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling.Teknik pengumpulan data dengan angket menggunakan skala likert. Analisis data dengan menggunakan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian dapat disimpulkan:Terdapat pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir dan religisusitas siswa secara bersama-sama terhadap minat melanjutkan studi ke PTA; Tidak terdapat pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir terhadap minat melanjutkan studi ke PTA jika religiusitas siswa dikendalikan; Terdapat pengaruh religisusitas siswa terhadap minat melanjutkan studi ke PTA jika persepsi siswa tentang peluang karir dikendalikan.Besarnya sumbangan pengaruh persepsi siswa dan religiusitas siswa secara bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan studi ke PTA sebesar 25,1%. 74,9 % minat melanjutkan studi ke PTA dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.