Thursday, 26 November 2015

Paradigma Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif atau sering disebut penelitian postpositivistik yang memiliki asumsi atau dugaan sementara bahwa suatu gejala dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan. Selain itu, terdapat hubungan gejala yang sifatnya kausal (sebab akibat). Oleh karena itu, peneliti kuantitatif dapat membatasi penelitian pada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti dalam penelitian kuantitatif disebut paradigma penelitian. Paradigma penelitian menjadi istilah lain dari pola pikir peneliti dalam menunjukkan adanya hubungan variabel. Ini juga mencerminkan jenis dan jumlah variabel yang dijadikan rumusan masalah. Peneliti kuantitatif bertanggungjawab untuk menjawab rumusan masalah melalui penelitian, teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis penelitian, dan teknik analisis yang akan digunakan. 

Ada beragam bentuk atau model paradigma penelitian kuantitatif khususnya penelitian kuantitatif survey, yaitu: paradigma sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigma ganda dengan dua variabel independen, paradigma ganda dengan tiga variabel independen, paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen, dan paradigma jalur.

Paradigma Sederhana

Terdiri dari satu variabel independen (X) dan dependen (Y). Rumusan masalah dapat berbentuk deskriptif yaitu bagaimana X dan bagaimana Y; atau berbentuk asosiatif atau hubungan yaitu bagaimana hubungan X dengan Y. Teori yang digunakan adalah berkaitan dengan X dan Y. Hipotesis yang sering digunakan adalah asosiatif yaitu "ada hubungan yang positif dan signifikan antara X dengan Y atau tidak ada hubungan yang positif dan tidak signifikan antara X dengan Y". Teknik analisis yang digunakan bila kedua variabel bentuk datanya adalah interval atau rasio maka pengujian hipotesis asosiasi dengan teknik korelasi product moment.

Paradigma Sederhana Berurutan

Terdiri dari lebih dari dua variabel yang hubungannya sangat sederhana. Rumusan masalah berbentuk asosiatif atau hubungan yaitu bagaimana hubungan X1, X2, X3 dengan Y. Teori yang digunakan adalah berkaitan dengan X dan Y. Hipotesis yang sering digunakan adalah asosiatif yaitu "ada hubungan yang positif dan signifikan antara X1, X2, X3 dengan Y atau tidak ada hubungan yang positif dan tidak signifikan antara X dengan Y". Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel dengan teknik korelasi sederhana. Naik turunnya nilai Y diprediksi dengan persamaan Y = a + bX3.

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

Terdiri dari dua variabel independen (X) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah berbentuk asosiatif atau hubungan ada 4 yaitu tiga korelasi sederhana dan satu korelasi ganda.  Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel secara parsial dengan teknik korelasi sederhana dan hubungan secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

Terdiri dari tiga variabel independen (X) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah berbentuk asosiatif atau hubungan ada 6 yaitu gabungan antara korelasi sederhana dan korelasi ganda.  Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya menggunakan teknik korelasi sederhana. Sedangkan hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Ganda dengan Satu Variabel Independen dan Dua Dependen

Terdiri dari satu variabel independen (X) dan dua dependen (Y). Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya menggunakan teknik korelasi sederhana. Sedangkan hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

Terdiri dari dua variabel independen (X) dan dua dependen (Y). Teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan satu variabel lainnya menggunakan teknik korelasi sederhana. Sedangkan hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama dengan korelasi ganda. 

Paradigma Jalur

Teknik yang digunakan untuk analisis data adalah path analysis atau analisis jalur. Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui sampai variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Pada paradigma penelitian ini terdapat variabel independen, antara dan dependen, Variabel antara digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara atau dapat langsung ke sasaran akhir. 

Di atas adalah sebagian kecil dari contoh paradigma penelitian kuantiatif. Masih banyak paradigma lainnya yang tidak ditampilkan dalam artikel ini, misalnya paradigma penelitian eksperimen. Semoga pembahasan tentang paradigma penelitian kuantitatif melalui survey dapat menambah pemahaman tenang penelitian kuantitatif.

Sumber referensi:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 65 - 72

Thursday, 19 November 2015

Penelitian Agama Buddha: Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Peluang Karir dan Religiusitas Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke PTA

ABSTRAK


Sugianto. 2014Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Peluang Karir dan Religiusitas Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke PTA. Penelitian Individu Dosen. Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri SriwijayaTangerang Banten.


Kata kunci: Persepsi Peluang Karir, Religiusitas, Minat Melanjutkan Studi Ke PTA,

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya  minat siswa SMA/SMK melanjutkan studi ke PTA. Padahal di Tangerang terdapat banyak siswa SMA/SMK yang beragama Buddha di sekolah umum yang bercorak Buddhis serta aktif di vihara-vihara yang tersebar di berbagai tempat. Padahal lulusan dari PTA khususnya STAB N Sriwijaya Tangerang Banten telah memperoleh pekerjaan yang baik di berbagai bidang. Rumusan masalah: bagaimanakah pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir dan religiusitas siswa terhadap minat melanjutkan studi ke PTA? Penelitian ini bertujuan untuk: menjelaskan pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir dan religiusitas siswa terhadap minat melanjutkan studi ke PTA.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode ex post facto. Penelitian dilakukan sejak bulan Agustus s.d. November 2014. Populasinya adalah siswa SMA/SMK kelas XII dari SMA Dharma Putra, SMA Perguran Buddhi, SMK Ariyametta, SMK Perguruan Buddhi, dan SMK Atissa Dipankara. Pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling.Teknik pengumpulan data dengan angket menggunakan skala likert. Analisis data dengan menggunakan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian dapat disimpulkan:Terdapat pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir dan religisusitas siswa secara bersama-sama terhadap minat melanjutkan studi ke PTA; Tidak terdapat pengaruh persepsi siswa tentang peluang karir terhadap minat melanjutkan studi ke PTA jika religiusitas siswa dikendalikan; Terdapat pengaruh religisusitas siswa terhadap minat melanjutkan studi ke PTA jika persepsi siswa tentang peluang karir dikendalikan.Besarnya sumbangan pengaruh persepsi siswa dan religiusitas siswa secara bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan studi ke PTA sebesar 25,1%. 74,9 % minat melanjutkan studi ke PTA dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.


Penelitian Agama Buddha: Pemaknaan Konsep Diri Dalam Syair Lagu Ciptaan Bhikkhu Girirakkhito: Analisis Semiotika pada Syair Lagu di Album Senandung Sanubari

ABSTRAK
Sugianto. 2013. Pemaknaan Konsep Diri Dalam Syair Lagu Ciptaan Bhikkhu Girirakkhito:  Analisis Semiotika pada Syair Lagu di Album Senandung Sanubari. Penelitian Individu Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. Nomor DIPA-025-08.2.506600/2013, Tanggal 05 Desember 2012 AKUN 5106-005-521219
Kata kunci: Konsep Diri, Semiotika, Lagu Buddhis, YM Bhikkhu Girirakkhito,

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Buddhisme memiliki pengertian konsep diri yang khas. Ada beberapa hal yang berbeda dengan pengertian umum. Pengertian konsep diri menentukan pada pemaknaan konsep diri. Kesalahan  memaknai konsep diri akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Melalui syair lagu Buddhis, YM Bhikkhu Girirakkhito secara tersurat dan tersirat memberikan tanda untuk menyatakan dan memaknai konsep diri. Rumusan masalah: (1) Apa sajakah penanda konsep diri yang ditemukan pada syair lagu ciptaan Bhikkhu Girirakkhito di album Senandung Sanubari? (2) Apa sajakah petanda konsep diri yang ditemukan pada syair lagu ciptaan Bhikkhu Girirakkhito di album Senandung Sanubari? (3) Bagaimanakah pemikiran pencipta lagu dalam memaknai konsep diri yang ada pada syair-syair lagu tersebut?  Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) penanda konsep diri yang ditemukan pada syair lagu ciptaan Bhikkhu Girirakkhito di album Senandung Sanubari. (2) petanda konsep diri yang ditemukan pada syair lagu ciptaan Bhikkhu Girirakkhito di album Senandung Sanubari. (3) pemikiran  pencipta lagu dalam memaknai konsep diri yang ada pada syair-syair lagu di album Senandung Sanubari.
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif terhadap gaya bahasa  dengan kajian semiotika berdasarkan teori Saussure, Barthes, dan Pierce. Sumber data penelitian adalah syair lagu, informan, dan sumber lain tentang konsep diri dan semiotika sastra. Informan terdiri dari penggemar lagu karya Bhikkhu Girirakkhito, dan sastrawan atau pencipta lagu Buddhis, serta dosen bahasa dan sastra. Teknik purposive sampling. Validitas data, menggunakan teknik trianggulasi sumber data, dan teori Rahcmat Kriyantono. Teknik pengumpulan data adalah teknik simak dan catat dilengkapi dengan wawancara (teknik cakap dengan informan).
Hasil analisis penelitian dapat disimpulkan: 1) Penanda konsep diri pada penelitian ini berupa kata, kalimat, atau bait syair lagu 2) Petanda adalah pemikiran terhadap diri yang mengarah pada kehidupan non duniawi sehubungan dengan kesadaran menilai diri yang mengalami perubahan, ketidak memuaskan, tanpa inti diri. 3) Petanda ada yang sulit untuk dipahami karena menggunakan kata-kata asing kata-kata kias, dan kalimat yang memiliki arti konotatif. 4) Pencipta lagu mengarahkan pada penyadaran diri.  Konsep diri yang salah menimbulkan pandangan salah. 5) Konsep diri ideal dimaknai dengan pencapaian kebuddhaan.

Penelitian ini secara intern memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi peneliti. Secara ekstern, menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca, sumber inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis, dasar dan pertimbangan bagi lembaga dalam membuat kebijakan apresiasi, pelestarian sastra Buddhis.

Penelitian Agama Buddha: Implementasi Nilai-Nilai Moralitas (Sīla) Dalam Kitab Suci Dhammapada Terhadap Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Guru Pendidikan Agama Buddha

ABSTRAK
Sugianto. 2012. Implementasi Nilai-Nilai Moralitas (Sīla) Dalam Kitab Suci Dhammapada Terhadap Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas Guru Pendidikan Agama Buddha. Penelitian Individu Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten.

Kata kunci: Moralitas, Dhammapada, Guru Pendidikan Agama Buddha.

Idealnya guru pendidikan agama Buddha memiliki moral yang baik, meneladani sifat luhur Buddha Gotama. Moralitas akan mengarahkan guru untuk memutuskan tindakan yang benar maupun yang salah. Nilai yang sewajarnya akan menumbuhkan sikap sopan santun dan beretiket. Membentuk pergaulan atau hubungan guru menjadi  beradab ditandai dengan kemampuan melaksanakan tugas sesuai dengan standar kompetensi. Upaya meningkatkan standar kompetensi guru pendidikan agama Buddha telah dilakukan dengan pembinaan dari pemerintah atau organisasi profesi. Namun pada kenyataanya, masih ada guru yang kurang menyadari peran nilai-nilai moralitas dalam suatu profesi. Oleh karena itu, diperlukan motivasi instrinsik berupa penanaman nili-nilai moral untuk membentuk kualitas batin guru yang luhur. Kajian terhadap nilai-nilai moral yang bersumber dari Tipitaka (Dhammapada) dilakukan agar nilai-nilai moralitas itu menjadi sumber motivasi instrinsik bagi guru dalam menjalankan tugasnya sesuai moralitas.
Jenis penelitian yang digunakan ini adalah library research. Ciri-ciri dari penelitian kajian perpustakaan antara lain: (1) Peneliti berhadapan langsung dengan naskah teks (Nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan dari saksi mata atau orang lain di lapangan, (2) data pustaka bersifat siap pakai (Ready made) sehingga peneliti hanya berhadapan dengan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan, (3) data pustaka umumnya berupa data sekunder yang diperoleh dari tangan kedua, (4) kondisi pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, jadi data tetap atau statik (Zed, 2004:4-5). Langkah-langkah penelitian yaitu menyiapkan alat perlengkapan yang diperlukan, menyusun bibliografi kerja, membaca dan membuat catatan penelitian, dan menganalisis. Analisis dilakukan dengan cara melakukan kritik ekstern dan kritik intern.
Hasil penelitian ini berupa analisis terhadap nilai-nilai moralitas kitab Dhammapada sebagai pedoman tugas guru pendidikan agama Buddha. Nilai-nilai moralitas itu dijadikan rujukan bagi guru pendidikan agama Buddha dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan empat standar kompetensi guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Meskipun kajian ini belum mendalam, namun dapat dijadikan stimulus atau rangsangan bagi guru pendidikan agama Buddha untuk lebih mengoptimalkan penggunaan kitab Dhammapada. Syair-syair Dhammapada yang tersusun dengan kata-kata yang indah layak dijadikan bacaan harian oleh guru. Sehingga dengan cara demikian guru bertugas secara lebih baik. 

Wednesday, 18 November 2015

Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian R&D yang baik berawal dari adanya masalah atau potensi. Peneliti R&D yang peka akan menjadikan masalah atau potensi sebagai dasar untuk menciptakan produk. Produk yang dihasilkan dari penelitian R&D telah mengalami berbagai ujicoba dan revisi perbaikan dan penyempurnaan. sehingga produk hasil penelitian R&D dapat diandalkan yang berguna untuk mengatasi permasalahan atau mengoptimalkan potensi. 

Kepekaan peneliti R&D dalam mengumpulkan informasi menjadi dasar yang kuat untuk mengetahui masalah atau potensi dengan jelas. Data informasi yang terkumpul menjadi dasar untuk mendesain produk. Bila peneliti telah membuat desain, langkah selanjutnya adalah melakukan validasi atau menilai rancangan. Hasil penilaian menjadi dasar perbaikan desain yang selanjutnya diujicobakan. Peneliti R&D menindaklanjuti hasil ujicoba dengan melakukan perbaikan. Siklus ujicoba dan perbaikan berlangsung sampai produk dipastikan efektif untuk mengatasi masalah atau untuk mengoptimalkan potensi. Ujicoba pemakaian dilanjutkan pada ruang lingkup yang lebih luas sebelum produk siap diproduksi masal.

Nah, masalah atau potensi apa saja yang dapat dijadikan dasar pembuatan judul penelitian research and developmen (R&D). Mengacu pada pendapat Sugiyono, saya akan bagikan contoh-contoh judul penelitian R&D khususnya di bidang pendidikan. Judul penelitian R&D yang baik adalah mencerminkan produk yang akan dihasilkan. Di bawah ini adalah contoh judul penelitian R&D
1. Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
2. Pengembangan media pembelajaran berbasis bahan bekas
3. Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer
4. Pengembangan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Buddha yang menyenangkan peserta didik
5. Pola pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha berbasis sejarah perkembangan agama
6. Penyusunan buku ajar Pendidikan Agama Buddha berbasis kearifan lokal
8. Pengembangan model pendidikan guru yang beroreintasi pada kecerdasan emosional
9. Pengembangan alat kendali mutu pendidikan berbasis ajaran agama
10. Pengembangan pembelajaran dengan mendayagunakan anak yang cerdas di kelas

Di atas ada 10 contoh judul penelitian R&D di bidang pendidikan yang dapat kita coba lakukan di lingkungan pendidikan masing-masing. Judul-judul penelitian di atas sifatnya hanya referensi, anda dapat membuat judul lain yang sesuai dengan masalah dan potensi yang ada di lingkungan pendidikan masing-masing. Dari penelitian yang anda lakukan semoga tercipta produk berkualitas yang mampu mengatasi permasalahan dan siap untuk diproduksi masal atau yang mampu mengoptimalkan potensi sehingga bisa digunakan di berbagai lingkungan pendidikan lainnya. Selamat melakukan penelitian R&D.


Sumber referensi:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 407 - 430.

Friday, 11 September 2015

Contoh Judul Penelitian Kualitatif

Masih bingung dengan judul penelitian yang akan anda buat? Tidak ada salahnya anda membaca artikel ini yang berisi contoh-contoh judul penelitian kualitatif. Bagi calon peneliti kualitatif, terkadang buat judul penelitian di proposal pun tidak mudah. Apalagi bila belum yakin dengan masalah yang dijadikan latar belakang penelitian. Untuk itulah saya tertarik untuk berbagai pengetahuan yang saya dapat dari buku penelitian yang dibuat oleh Sugiyono. Perlu diketahui bahwa judul penelitian kualitatif dalam proposal penelitian sifatnya masih sementara. Hal ini disebabkan oleh paradigma penelitian kualitatif terhadap suatu permasalahan yang dianggap masih sementara dan bersifat holistik. Peneliti memiliki kesempatan untuk mengembangkannya sesuai dengan fakta di lapangan. Oleh karena itu, tidak heran bila pada akhirnya dalam laporan penelitian kualitatif terjadi perubahan judul. Ini menandakan peneliti telah menjelajah secara mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti sehingga mampu mengembangkan pemahaman yang meluas dan mendalam.

Perlu juga dipahami bahwa judul penelitian kualitatif adalah lebih mengarah pada upaya untuk mengungkap fenomena dalam situasi sosial secara mendalam  dan luas, serta upaya untuk menemukan hipotesis dan teori. Ini jelas sangat berbeda dengan judul penelitian kuantitatif yang didasarkan pada masalah yang akan diteliti. Karakteristik judul penelitian kuantitatif adalah spesifik, mencerminkan masalah dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian kuantitatif digunakan peneliti dalam menetapkan variabel yang diteliti, teori yang digunakan, instrumen penelitian, teknik analisis, dan kesimpulannya.

Di bawah ini ada beberapa contoh judul penelitian kualitatif. Anda dapat mempelajarinya, bila cocok dengan situasi sosial yang anda teliti, judul ini bisa dipakai. Cara lain adalah, judul penelitian dibawah ini akan menimbulkan inspirasi bagi anda untuk membuat penelitian kualitatif yang menurut anda paling baik.
1. Model Perencanaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah
2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Buddha di Pedalaman Kalimantan
3. Makna Menjadi Guru Pendidikan Agama Buddha Bagi Masyarakat Jawa
4. Profil Guru Pendidikan Agama Buddha yang Efektif Mendidik Anak
5. Model Pendidikan Anti Korupsi Berbasis Buddhisme
6. Gaya Belajar Anak-anak Berprestasi
7. Makna Pendidikan Bagi Anak Jalanan

Nah, demikian artikel tentang contoh judul penelitian kualitatif. Pada intinya, judul penelitian kualitatif bisa berubah antara yang ada di proposal dengan yang di laporan hasil penelitian. Ini dikarenakan pehamanan peneliti di situasi sosial mengalami pengembangan yang semakin meluas dan mendalam. Ini juga dikarenakan peneliti telah memahami fenomena sosial yang diteliti secara lebih baik dibandingkan saat sebelum meneliti. Contoh judul penelitian kualitatif yang saya tampilkan di atas bisa dipakai oleh Anda bila situasi sosial yang diteliti sesuai. Bila tidak sama, sebaiknya contoh judul penelitian kualitatif ini menjadi stimulus untuk memunculkan kreativitas anda dalam membuat judul penelitian kualitatif yang tepat. 



Sumber Referensi "Contoh Judul Penelitian Kualitatif":
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 290 - 292

Monday, 7 September 2015

Rumusan Masalah Penelitian Kualitatif

Buat rumusan masalah pada penelitian kualitatif menjadi salah satu bagian terpenting  yang akan menentukan proses penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif dibuat dalam bentuk kalimat pertanyaan. Fungsinya untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Ada tiga cara mengumpulkan data yang umumnya digunakan peneliti kualitatif, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan teknik triangulasi. Nah, dengan adanya rumusan masalah, peneliti dapat menentukan apa saja yang dijadikan obyek pengamatan, wawancara, dan dokumentasi, serta teknik triangulasi yang akan dilakukan. Oleh karena itu bagi yang ingin melakukan penelitian kualitatif harus tahu bagaimana cara buat rumusan masalah penelitian kualitatif.

Macam-macam bentuk rumusan masalah

Berdasarkan level of explanation, ada tiga macam bentuk rumusan masalah yaitu deskripsi, komparasi, dan asosiasi. 
Rumusan masalah deskripsi bentuknya berupa pertanyaan yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh. luas dan mendalam. Kata kunci yang digunakan adalah "Bagaimanakah". Contoh rumusan masalah deskripsi adalah: Bagaimanakah profil pendidikan tinggi keagamaan Buddha di Indonesia?
Rumusan masalah komparasi bentuknya berupa pertanyaan yang memandu peneliti membandingkan antara konteks sosial atau domain yang satu dibandingkan dengan yang lainnya. Tentu peneliti tidak asal membandingkan. Perbandingan dilakukan kepada yang selevel atau setipe. Contoh rumusan masalah komperasi adalah sebagai berikut: Adakah perbedaan dinamika murid di kelas yang diajar dengan metode sosiodrama dengan diskusi?
Rumusan masalah asosiasi bentuknya berupa pertanyaan yang memandu peneliti mengkontruksi hubungan antara situasi sosial atau domain yang satu dengan yang lainnya. Kata kunci yang digunakan adalah "Adakah". Ada tiga macam bentuk rumusan masalah asosiasi yaitu simetris, kausal, dan reciprocal atau interaksi. Hubungan simetris artinya hubungan suatu gejalan yang munculnya bersamaan, bukan sebab akibat atau interaksi. Contohnya: Adakah hubungan antara suara cecak di rumah dengan kedatangan tamu. Hubungan kausal atau sebab akibat umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif sehingga terdapat variabel independen (mempengaruhi) dengan variable dependen (dipengaruhi). Contoh rumusan masalah kausal : adakah pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kedisiplinan guru? Rumusan masalah reciprocal atau interaksi yang saling mempengaruhi. Contoh rumusan masalah reciprocal: Adakah hubungan antara banyaknya vihara di desa dengan minat menjadi bhikkhu?

Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif merupakan fokus penelitian yang sifatnya sementara dan berkembang saat peneliti masuk pada situasi sosial tertentu. Rumusan masalah penelitian penelitian dimaksudkan agar peneliti lebih memahami situasi sosial yang remang-remang, tidak teramati, dinamis, dan kompleks. Artinya peneliti setelah terjun di lapangan menjadi lebih jelas dengan situasi sosial yang diteliti. Sambil mengumpulkan data, peneliti mengembangkan fokus penelitian.

Cukup sekian penjelasan rumusan masalah penelitian kualitatif. Intinya ada tiga macam bentuk rumusan masalah penelitian kualitatif yaitu rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif, dan rumusan masalah asosialif. Rumusan masalah asosiatif terbagi menjadi tiga yaitu simetris, kausal, dan interkasi. Harus diingat juga, bahwa rumusan masalah penelitian kualitatif dianggap sebagai fokus penelitian yang sifatnya sementara dan berkembang seiring dengan masuknya peneliti di situasi sosial yang diteliti. Semoga penjelasan saya bisa dipahami dan bermanfaat untuk meyakinkan anda meneliti dengan pendekatan kualitatif.


Sumber: Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 288 - 190

Monday, 3 August 2015

Teknik Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif

Seperti yang telah saya sampaikan di materi sebelumnya, mengumpulkan data kualitatif dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ada beragam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang bisa dipilih peneliti. Namun pada umumnya peneliti kualitatif memakai gabungan teknik atau cara dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan menggabungkan berbagai teknik dan sumber data dikenal dengan istilah triangulasi. 

Triangulasi bagi peneliti kualitatif bukan hal yang asing. Triangulasi menjadi menu utama yang dipilih dalam mengumpulkan data kualitatif agar valid. Tapi bagi kita yang sedang belajar penelitian atau riset kualitatif, sangat perlu memahami dan berusaha menguasainya. Untuk itu, saya akan berbagi pemahaman tentang teknik pengumpulan data kualitatif melalui triangulasi. Harapan saya adalah dengan memahami materi ini, anda dapat menguasai cara-cara mengumpulan data kualitatif dengan teknik triangulasi.

Seperti telah dijelaskan di atas, triangulasi merupakan cara-cara dalam mengumpulkan data penelitian kualitatif dengan cara menggabungkan berbagai teknik dan sumber data. Umumnya ada tiga teknik yang digabungkan untuk mengumpulkan data kualitatif yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut bisa dilakukan pada satu sumber data. Sehingga selain melalukan observasi, peneliti dapat sekaligus melakukan wawancara dan dokumentasi pada orang yang diajdikan sumber data. 

Sedangkan bila menggabungkan sumber data, peneliti dapat mengecek tiap jawaban antara narasumber yang satu dengan narasumber yang lain, ada persamaan atau tidak, secara lebih mendalam dapat ditemukan mengapa jawabannya bisa berbeda atau sama. Hal ini dilakukan dengan cara wawancara yang mendalam. Peneliti yang menggunakan triangulasi, selain mengumpulkan data juga menguji kredibilitas data.

Sesuai pendapat Susan, triangulasi dilakukan bukan untuk menemukan data yang benar atau salah, namun lebih kearah upaya memperdalam pemahaman peneliti terhadap apa saja yang ditemukan pada saat mengumpulkan data kualitatif. Hal yang senada disampaikan oleh Bogdan bahwa peneliti kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran, namun lebih pada usaha mencari tahu bagaimana subyek penelitian memahami lingkungan sekitarnya. Mathinson dan Patton memberi pendapat yang saling melengkapi terkait hasil dari pengumpulan data dengan triangulasi. Peneliti yang menggunakan teknik triangulasi akan mendapatkan data yang kuat dibandingkan dengan menggunakan satu pendekatan saja, karena data yang terkumpul dengan teknik triangulasi adalah lebih konsisten, tuntas, dan pasti. 

Nah, itulah teknik triangulasi yang bisa digunakan dalam mengumpulkan data kualitatif. Intinya peneliti dapat menggabungkan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi pada satu sumber data atau membandingkan data yang terkumpul dengan satu teknik pada sumber data yang berbeda-beda. Selamat mempraktikkan teknik triangulasi pada penelitian kualitatif yang sedang atau akan anda kerjakan. Semoga sukses.

Sumber: Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 330 - 332.

Cara Mengumpulkan Data Kualitatif Dengan Wawancara

Pada kesempatan ini saya berbagi materi yang wajib dipahami dan kuasai oleh peneliti kualitatif. Iya, teknik pengumpulan data kualitatif dengan wawancara merupakan keterampilan yang harus dikuasai peneliti atau periset kualitatif. Keberhasilan peneliti dalam mengumpulkan data yang valid, berpotensi besar menghasilkan penelitian kualitatif yang berkualitas. Wawancara bukan menjadi satu-satunya teknik pengumpulan data penelitian kualitatif, ada observasi yang telah dibahas sebelumnya, dan dokumentasi yang akan dibahas pada materi selanjutnya. Ketiganya memiliki petan yang vital dalam penelitian kualitatif. Agar pembaca menjadi jelas dan paham dalam menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, saya akan jabarkan sejelas-jelasnya.

Teknik Pengumpulan Data Kualitatif Dengan Wawancara
sumber: www.ahok.org

Ada berbagai alasan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data kualitatif. Peneliti yang belum menemukan permasalahan utama yang akan diteliti atau yang ingin mengetahui secara mendalam tentang hal-hal yang sedang diteliti dapat menggunakan wawancara sebagai solusinya. Hal ini tidak bisa ditemukan bila peneliti hanya menggunakan teknik observasi. Ada juga asumsi yang menyatakan bahwa wawancara adalah hatinya penelitian sosial, wawancara menjadi komponen yang sangat vital dalam penelitian kualitatif, 

Wawancara bisa dilakukan secara terstruktur, semi struktur, dan bebas. Bila peneliti sudah sudah yakin dengan informasi yang akan diperoleh, wawancara terstruktur menjadi pilihan yang tepat. Peneliti terlebih dahulu membuat instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawabannya. Oleh karena itu, pengumpulan data bisa diwakilkan kepada orang lain namun terlebih dahulu harus diarahkan agar memiliki keterampilan yang sama dengan peneliti sesungguhnya. 

Sebaliknya bila peneliti ingin mendapatkan informasi mendalam, wawancara semi-struktur menjadi pilihan yang tepat. Narasumber diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau ide-ide. Oleh karena itu, instrumennya tidak sekaku wawancara terstruktur.

halnya bila peneliti menjumpai kondisi yang tidak jelas, termasuk informasi yang akan didapat maka peneliti dapat memilih wawancara tidak terstruktur. Peneliti hanya menyiapkan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti dapat mengawali wawancara dengan hal-hal yang tidak terkait penelitian, bila ada kesempatan untuk hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, peneliti bisa menanyakan hal itu kepada narasumber. Sehingga narasumber tidak menyadari bahwa peneliti sedang menggali informasi.

Alangkah baiknya wawancara dilakukan dengan tatap muka. Namun bila narasumber sangat sibuk, peneliti bisa mencari alternatif lain, misalnya melalui telepon atau email. Kemampuan peneliti membaca situasi sangat dibutuhkan agar bisa menentukan waktu dan tempat wawancara dengan narasumber. Pada saat mengajukan pertanyaan, hindari pertanyaan yang bisa dimaknai ganda atau bias oleh narasumber. Mengawali atau membuka pertanyaan juga sangat menentukan proses dan hasil wawancara. Setelah selesai, sebaliknya peneliti mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara. Bila peneliti menguasai hal-hal di atas maka data yang dikumpulkan kemungkinan besar valid. Hasil wawancara selanjutnya ditulis untuk ditindaklanjuti seperti reduksi data, data display, dan simpulan.

Ada beragam jenis pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan pada narasumber. Patton dalam Molleong menyebutkan setidaknya ada enam. Pertama, pertanyaan berkaitan dengan pengalaman. Kedua, pertanyaan berkaitan dengan pendapat. Ketiga, pertanyaan berkaitan dengan perasaan. Keempat, pertanyaan berkaitan dengan  pengetahuan. Kelima, pertanyaan berkaitan dengan indera. Terakhir, pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi.

Untuk menunjang proses wawancara, peneliti perlu menyediakan peralatan wawancara dengan baik. Buku catatan digunakan untuk menulis point-point penting hasil wawancara. Alat perekam digunakan untuk merekam wawancara sehingga ketika peneliti akan menulis hasil wawancara dapat memutar ulang. Kamera digunakan untuk memfoto proses wawancara.

Nah, itulah hal-hal yang perlu saya sampaikan perihal wawancara sebagai teknik pengumpulan data kualitatif. Materi ini melengkapi pembahasan sebelumnya yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi. Setelah membaca materi ini, saya sarankan anda membaca tenik pengumpulan data kualitatif dengan dokumentasi. Semoga anda dapat memahami dan menguasai keterampilan ini agar data yang terkumpul adalah data yang valid serta anda dapat menjadi peneliti kualitatif yang berkualitas 

Sumber:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 317 - 329

Tuesday, 21 July 2015

Cara Mengumpulkan Data Penelitian Kualitatif Dengan Observasi

Kali ini akan diulas observasi sebagai teknik pengumpulan data penelitian kualitatif secara mendetail. Saya bagikan informasi ini kepada pembaca agar berguna untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan kompetensi atau kemampuan peneliti atau periset penelitian kualitatif dengan observasi. Sumber utama yang menjadi rujukan saya adalah terori menurut Sugiyono.

Observasi dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam. Secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang dan tersamar, dan observasi tak terstruktur. Peneliti yang melakukan observasi partisipatif akan terlibat dengan kegiatan sehari-hari obyek yang sedang diamati. Mengamati apa saja yang sedang dikerjakan, mendengarkan apa saja yang disampaikan atau diucapkan serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan obyek yang sedang diamati. Peneliti merasakan langsung suka duka obyek yang diamati. 

Observasi partisipasi dapat dibagi menjadi empat yaitu partisipasi pasif, partisipasi yang moderat, partisipasi yang aktif, dan partisipasi yang lengkap. Keempat jenis observasi ini dibedakan sesuai dengan tingkat partisipasi peneliti dari sekedar mengamati sampai pada tahap peneliti atau pengumpul data sepenuhnya terlibat dengan yang dilakukan sumber data. 

Observasi terus terang dilakukan dengan cara peneliti menyampaikan secara jujur pada sumber data bahwa ia sedang melakukan observasi. Sumber data menjadi tahu bahwa segala aktivitas sedang diamati oleh peneliti untuk tujuan penelitian. Observasi tersamar dilakukan tanpa menyatakan pada sumber data bahwa segala aktivitas sumber data sedang diamati untuk mengumpulkan data penelitian.

Observasi tak berstruktur dilakukan peneliti bila belum mendapatkan fokus penelitian. Peneliti belum tahu secara pasti obyek yang akan diamati. Peneliti hanya menggunakan rambu-rambut pengamatan, belum menggunakan panduan observasi yang baku. Observasi tidak berstruktur dilakukan sampai pada akhirnya peneliti menemukan fokus penelitian. Bila fokus penelitian telah ditentukan, maka observasi dilakukan secara terstruktur. 

Obyek observasi dalam penelitian kualitatif menurut Spradley dinamakan situasi sosial yang terdiri dari tiga komponen yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activities). Tiga komponen itu dapat diperluas menjadi ruang dalam aspek fisik, semua orang yang terlibat dalam situasi sosial, seperangkat kegiatan yang dilakukan orang, benda-benda yang ada ditempat pengamatan, perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu, rangkaian aktivitas orang-orang, urutan kegiatan, tujuan yang ingin dicapai, dan emosi yang dirasakan. 

Observasi memiliki beberapa tahapan. Menurut Spradley ada tiga yaitu observasi deskriptif, observasi terfokus, dan observasi terseleksi. Observasi deskriptif dilakukan peneliti saat memasuki situasi sosial. Pada tahap ini, peneliti belum membawa permasalahan yang bakal dijadikan dasar penelitian. Peneliti melakukan pengamatan secara menyeluruh, mendeskripsikan apa saja yang dilihat, didengar, dan dirasakan peneliti, serta direkam. Tahap ini disebut grand tour observation dan menghasilkan kesimpulan pertama. Peneliti melakukan analisis domain sehingga mampu mendeskripsikan terhadap semua yang ditemui.

Observasi terfokus terjadi saat peneliti sudah mempersempit fokus observasi pada aspek tertentu. Tahap ini disebut mini tour observation. Peneliti melakukan analisis taksanomi yang menghasilkan kesimpulan dua sehingga dapat menemukan fokus pengamatan. 

Observasi terseleksi terjadi saat peneliti telah menguraikan fokus yang diteliti sehingga data yang lebih terkumpul menjadi lebih rinci. Peneliti melakukan analisis komponensial terhadap fokus. Hasilnya peneliti menemukan karakteristik, kontras atau perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta hubungan antar kategori. Peneliti telah menemukan pemahaman yang mendalam. 

Inilah yang saya sampaikan perihal teknik pengumpulan data dengan observasi pada penelitian kualitatif yang mengacu pada teori menurut Sugiyono. Terima kasih atas kunjungan anda ke blog belajar riset. Selamat membaca materi yang lain terkait penelitian kualitatif, kuantitatif, maupun penelitian R&D. 

Sumber:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 310 - 317

Cara Mengumpulkan Data Penelitian Kualitatif

Kali ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Saya sengaja bagikan info ini kepada pembaca karena saya sadar bahwa pengetahuan akan teknik pengumpulan data menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh peneliti atau periset kualitatif. Mengumpulkan data pada penelitian kualitatif memiliki peran penting dalam menentukan mutu hasil penelitian. Oleh karena itu, peneliti kualitatif yang mengerti teknik pengumpulan data akan dapat mengumpulkan data penelitian sesuai fokus yang dijadikan penelitian.

Pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah atau apa adanya. Peneliti tidak melakukan perlakuan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang langsung memberikan data pada peneliti atau pengumpul data. Teknik atau cara yang lebih umum digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. 

Penjelasan secara mendetail tentang teknik pengumpulan data penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dapat anda temukan dalam pembahasan selanjutnya. 

Terima kasih atas kunjungan anda semoga informasi tentang teknik pengumpulan data penelitian kualitatif ini dapat membantu anda.


Sumber: 
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 308 - 109

Monday, 13 July 2015

Cara Menganalisis Data Penelitian Kuantitatif

Cara Menganalisis Data Penelitian Kuantitatif. Kemampuan  menganalisis data menjadi kompetensi yang wajib dimiliki oleh peneliti. Data penelitian yang terkumpul, dianalisis dengan benar agar diperoleh hasil penelitian yang baik. Analisis data menjadi tahapan yang penting dalam penelitian kuantitatif. Teknik atau cara menganalisis data penelitian kuantitatif sangat berbeda dibandingkan dengan menganalisis data penelitian kualitatif. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dijelaskan cara atau teknik analisis data penelitian kuantitatif. Harapan saya, pembaca yang sedang belajar riset atau penelitian kuantitatif dapat memperoleh manfaat khususnya untuk menganalisis data penelitian kuantitatif yang sedang dikerjakan.

Menganalisis data pada umumnya terdiri dari beberapa tahapan yaitu: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data dan menghitung data untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menjawab hipotesis yang diajukan bila dalam penelitian telah dirumuskan hipotesisnya.

Statistik digunakan dalam menganalisis data penelitian kuanitatif. Ada dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial dibagi menjadi dua yaitu statistik parametris dan statistik non parametris. 

Statistik Deskriptif adalah

Statistik ini berguna untuk menganalisis data penelitian kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul oleh peneliti sebagai mana adanya. Penelitian yang dilakukan terhadap suatu populasi tanpa adanya pengambilan sampel untuk mengumpulkan data akan menggunakan statistik deskripsi untuk menganalisis data. Pada umumnya dalam statistik deskriptif disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram pie, pictogram pehitungan modus, median, mean, desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan simpangan baku, perhitungan persentase. Dalam stastistik deskriptif ini juga dapat diketahui kuatnya suatu hubungan antara variabel melalui korealsi, melakukan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan mengambil rata-rata data sampel atau populasi. Namun statistik deskriptif tidak dapat digunakan untuk mengetahui uji signifikansinya dan tidak ada taraf kesalahannya karena statistik deskriptif bukan digunakan untuk membuat generalisasi.

Statistik Inferensial adalah ....

Istilah lain dari statistik inferensial adalah statistik induktif atau statistik probabilitas. Teknik atau cara statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel yang diberlakukan untuk populasi. cara atau teknik analisis ini sangat cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas serta cara mengambil sampelnya dilakukan secara acak atau random. Statistik ini disebut sebagai statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan pada populasi berdasarkan data sampel sifatnya adalah peluang atau probability. Oleh karena itu mempunyai peluang kesalahan atau kebenaran atau kepercayaan. Ada beberapa peluang kesalahan yang umumnya diberlakukan dalam penelitian, salah satunya adalah peluang kesalahan 5% yang artinya taraf kebenaran dari kesimpulan yang diambil adalah sebanyak 95%. Dalam penelitian kuantitatif, besarnya peluang kesalahan atau kebenaran atau kepercayaan disebut sebagai taraf signifikansi.

Peneliti yang ingin mengetahui taraf signifikansi, umumnya menggunakan tabel sesuai teknik atau cara analisis yang digunakan. Ada dua tabel yang umumnya digunakan untuk menganalisis data penelitian kuantitatif yaitu tabel-t dan tabel F. Uji t menggunakan tabel-t, uji F menggunakan tabel F. Dalam tabel t maupun tabel F telah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan.

Statistik Parametris adalah ...

Digunakan untuk menguji parametris melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parametris populasi meliputi rata rata atau µ, simpangan baku atau α, dan varians atau  σ. Statistiknya meliputi rata-rata X (X bar), simpangan baku s, dan varian s2. Parametris populasi  rata rata atau µ diuji dengan X bar, simpangan baku atau α diuji dengan s, dan varians atau  σ diuji dengan s2.  Pengujian parameter dengan menggunakan data sampel disebut sebagai uji hipotesis statistik. Uji statistik parametris membutuhkan terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi utama yang wajib terpenuhi dari uji parametris adalah data yang dianalisis harus berdistribusi normal. Selain itu, juga membutuhkan data yang homogen untuk penelitian dau kelompok atau lebih, dalam kasus regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.

Statistik Nonparametris adalah ....

Statistik non parametris digunakan untuk menguji distribusi. Statistik non parametris tidak membutuhkan banyak asumsi untuk menganalisis data. Hal ini sangat berbeda dengan statistik parametris yang membutuhkan terpenuhinya asumsi normalitas, homogenitas, dan linieritas. Statistik non parametris sering disebut "distribution free". Statistik non parametris digunakan untuk menganalisi data ordinal dan nominal.


Pada tahap uji hipotesis, peneliti harus bisa mengenali data-data yang terkumpul. Dalam penelitian kuantitatif ada empat macam data yang digunakan yaitu data interval, data rasio, data ordinal, dan data nominal.  Selain itu, peneliti juga harus memperhatikan bentuk hipotesis yang diajukan. Ada tiga macam bentuk hipotesis dalam penelitian kuantitatif yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.

Menguji hipotesis deskriptif untuk satu sampel dari data yang sifatnya nominal menggunakan teknik statistik binominal dan Chi kuadrat satu sampel. Menguji hipotesis deskriptif satu sampel yang datanya bersifat ordinal menggunakan teknik statistik Run Test. Menguji hipotesis deskriptif dari satu variabel yang datanya bersifat rasio atau interval menggunakan teknik statistik t-test satu sampel. 

Menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila datanya bersifat nominal menggunakan statistik McNemar. Menguji hipotesis komparatif dari dua sampel berpasangan yang datanya bersifat ordinal menggunakan teknik statistk Sign Test dan Wilcoxon Mached Pairs. Menguji hipotesis komparatid dari dua sampel berpasangan yang datanya bersifat interval atau rasio menggunakan teknik statistik t-test dua sampel. 

Menguji hipotesis komparatif dari dua sampel independen bila data bersifat nominal menggunakan teknik statistik Fisher Exact PProbability dan Chi Kuadrat Dua Sampel. Menguji hipotesis komparatif dari dua sampel independen dari data yang sifatnya ordinal menggunakan teknik statistik Median Test, Mann-Whitney U Test, Kolmogorov Smirnov, dan Wald-Wolfowitz. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan dari data yang sifatnya interval atau rasio menggunakan t-test sampel berpasangan (related). 

Menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan yang datanya bersifat nominal menggunakan teknik statistik Chocran Q. Menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan dari data yang bersifat ordinal menggunakan teknik statistik Friedman Two-way Anova. Menguji hipotesis komparatif sampel berpasangan yang datanya bersifat interval atau rasio menggunakan teknik analisis varians satu jalan atau dua jalan. Menguji hipotesis komparatif k sampel independen dari data nominal Chi Kuadrat k sampel. Menguji hipotesis komparatif kam sampel independen data ordinal menggunakan teknik analisis median extension dan kruskal-walls One Way Anova.

Menguji hipotesis asosiatif data nominal menggunakan teknik koefisien kontingensi, Menguji hipoteisi asosiatif data ordinal menggnakan teknik korelasi Spearman Rank dan korelasi Kendal Tau, Menguji hipotesis korelasi data interval atau rasio menggunakan teknik korelasi produk moment (hubungan satu variabel independen dengan satu variabel dependen), teknik korelasi ganda (hubungan dua variabel dependen atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen), teknik korelasi parsial (hubungan dua variabel atau lebih bila terdapat variabel yang dikendalikan), teknik regresi (untuk memperediksi perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel indpenden dimanipulasi).


Demikian hal-hal yang harus dipahami peneliti kuantitatif agar pada saat menganalis data dapat dilakukan dengan benar sesuai dengan jenis data dan bentuk hipotesis yang diajukan. Selamat bekerja.



Sumber:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 207 - 215.

Tuesday, 7 July 2015

Contoh Judul Penelitian R&D


Membuat judul riset atau penelitian R&D kadang kala menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Ada beragam permasalahan dan potensi yang menjadi dasar penelitian R&D. Ini dapat menimbulkan kebingungan untuk memilih obyek yang akan diteliti khususnya bagi yang baru mengawali penelitian R&D. Selain itu, untuk menentukan jenis produk yang akan dihasilkan peneliti R&D juga harus tepat dalam menyusun judul penelitian. Nah, di bawah ini saya berikan contoh judul penelitian R&D yang ada dalam buku Sugiyono.

Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat.

Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer

Pengembangan sistem ujian nasional yang efektif dan adil

Pengembangan sistem pembelajaran Matematika yang menyenangkan peserta didik

Pola pengembangan pembelajaran Fisika berbasis lingkungan tempat tinggal

Penyusunan buku ajar IPS berbasis lingkungan tempat tinggal murid dalam rangka meningkatkan kreativitas belajar

Model penanganan murid korban narkoba dengan mengintensifkan peranan orang tua

Pengembangan model pembelajaran berbasis kurikulum muatan lokal untuk pembelajaran Matematika

Pengembangan model pembelajaran ketrampilan teknik yang menyenangkan di SMA

Pengembangan alat pengendali mutu pendidikan berbasis ajaran agama

Pengembangan pembelajaran dengan mendayagunakan anak yang cerdas di kelas

Pengembangan model pendidikan bagi anak berbakat

Pengembangan model pendidikan luar sekolah bidang ketrampilan

Pengembangan sistem manajemen pendidikan berbasis kemajuan



Mau tahu lebih banyak tentang penelitian R&D. Anda dapat melihat artikel yang terkait dengan penelitian R&D di blog ini. 


Penelitian R&D dan Langkah-langkahnya

Sebelumnya sudah di bahas tentang metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, kini saatnya kita belajar riset atau penelitian Research and Development (R&D). Metode penelitian pengembangan atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan Research and Development (R&D)  sangat menarik untuk dilakukan.  R&D bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefekifan produk tertentu. Analisis kebutuhan perlu dilakukan peneliti agar dapat menentukan jenis produk yang dihasilkan. Bila produk sudah dihasilkan, peneliti juga perlu menguji keefektifan produk di masyarakat. Oleh karena itu, penelitian R&D sering juga disebut sebagai penelitian yang bersifat longitudinal.

Langkah-langkah Penelitian R&D

Bagi Anda yang ingin meneliti dengan metode R&D, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu Potensi dan Masalah, Pengumpulan Data, Desain Produk, Validasi Desain, Ujicoba Produk, Revisi Produk, Ujicoba Pemakaian, Revisi Produk, Produksi Masal.

Potensi dan Masalah
Penelitian R&D sebaiknya berawal dari potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan dengan baik akan memberikan nilai tambah misalnya menjadi lebih efektif dan efisien. Sedangkan masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Potensi dan masalah dapat diketahui bila kita memiliki kepekaan pada lingkungan. Masalah juga dapat menjadi suatu potensi bila telah diatasi dengan baik. Masalah dalam R&D diteliti untuk ditemukan model, pola dan sistem penanganan terpadu yang efektif untuk menangani masalah tersebut. Potensi masalah yang dijadikan awal penelitian bersifat empirik. Peneliti tidak harus mencari masalah secara sendiri, masalah bisa ditemukan dari laporan penelitian orang lain atau dokumentasi dari kegiatan yang up to date.

Pengumpulan Data
Peneliti yang sudah menunjukan potensi dan masalah secara faktual dan up to date selanjutnya mengumpulkan berbagai informasi yang digunakan sebagai dasar perencanaan dalam menghasilkan produk tertentu yang berfungsi untuk mengatasi masalah. Pada tahap ini, peneliti menggunakan metode penelitian tertentu tergantung dari jenis permasalahan  dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

Desain Produk
Ada bermacam-macam produk yang bisa dihasilkan dalam penelitian R&D. Untuk menentukan jenis produk, desain produk menjadi tahapan yang sangat penting. Dalam bidang pendidikan, penelitian R&D dapat menghasilkan produk berupa seperti kurikulum yang spesifik, media pembelajaran, buku ajar, modul, kompetensi guru, sistem evaluasi, penataan kelas, dan lain-lain. Rancangan produk yang akan dibuat sebaiknya berdasarkan penilaian terhadap produk yang lama sehingga peneliti telah mengetahui kelemahan-kelemahan produk yang lama. Peneliti juga bisa mencari data pendukung di tempat lain terkait dengan produk yang akan dihasilkan. Agar produk yang dihasilkan sesuai dengan perkembangan jaman, peneliti juga perlu mengkasi referensi mutakhir berikut dengan indikator pelaksanaan dan hasil kerjanya. Desain produk dibuat dalam bentuk gambar atau bagan yang berguna sebagai pegangan menilai dan membuat produk. Desain dilengkapi dengan penjelasan bahan-bahan yang digunakan, ukuran, peralatan yang digunakan, dan prosedur kerjanya, kelebihannya dan keterangannya. Desain sifatnya masih hipotetik karena efektivitasnya belum terbukti.

Validasi Desain
Tahap ini dilakukan dengan cara menilai rancangan desain produk secara rasional, belum fakta lapangan. Peneliti dapat meminta bantuan dari pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman terkait dengan produk yang akan dihasilkan untuk menilai rancangan atau desain produk. Hasil dari tahap ini adalah peneliti menjadi tahu kelemahan atau kekurangan dan kekuatan produk. Sebelum dinilai pakar atau tenaga ahli, peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan disain produk sekaligus dengan keunggulan produk itu. 

Perbaikan Desain
Setelah rancangan atau desain produk dinilai oleh pakar atau tenaga asli, peneliti kemudian melakukan perbaikan produk dengan cara mengurangi kelemahan atau memperbaiki desain. Tahap ini dilakukan oleh peneliti bukan orang lain.

Ujicoba Produk
Setelah rancangan produk selesai diperbaiki, maka langkah selanjutnya adalah ujicoba. Ujicoba awal dilakukan  dengan simulasi penggunaan produk. Setelah itu diujicobakan pada kelompok terbatas. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas  dan efisiensi produk yang baru dibandingkan dengan produk yang lama. Pada tahap ini, peneliti dapat menggunakan metode penelitian eksperimen. Peneliti dapat membandingkan sebelum dan sesudah menggunakan produk yang baru dibuat. Seperti pada umumnya, penelitian dengan menggunakan metode eksperimen dilakukan dengan membuat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan produk baru dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan produk baru.

Revisi Produk
Setelah ujicoba produk, peneliti menjadi tahu fakta di lapangan terkait dengan penggunaan produk baru tersebut. Bila peneliti menemukan adanya kekurangan atau kelemahan, maka pada tahap ini, peneliti melakukan revisi produk agar dihasilkan produk yang lebih baik. Tujuan dari revisi produk adalah memperbaiki produk agar siap digunakan dalam kondisi lingkungan yang lebih luas.

Ujicoba Pemakaian
Setelah direvisi, produk diuji pada lingkungan yang lebih luas agar peneliti dapat menilai kekurangan atau hambatan dalam penggunaan produk tersebut.

Revisi Produk
Berdasarkan hasil penilaian ujicoba pemakaian, peneliti dapat melakukan perbaikan-perbaikan bila dijumpai adanya kekurangan atau hambatan dalam penggunaan produk saat ujicoba pemakaian. Harapannya produk baru telah benar-benar efektif untuk mengatasi masalah yang dijadikan dasar penelitian.

Produksi Masal
Bila produk baru tersebut sudah benar-benar efektif untuk mengatasi permasalahan, maka peneliti dapat melanjutkan dengan cara memproduksi masalah. Dengan dasar penelitian R&D, produk yang dihasilkan sudah terbukti efektif untuk digunakan.

Itulah sepuluh langkah yang terjadi dalam penelitian R&D. Berdasarkan sepuluh tahapan tersebut, penelitian R&D dapat disebut sebagai mix method karena menggabungkan berbagai metode penelitian. Bila peneliti melalukan kesepuluh tahapan ini dengan baik maka produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan analisis kebutuhan dan efektif untuk mengatasi permasalahan. Selamat mencoba melakukan penelitian R&D.

Sumber:

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 407 - 427.

Friday, 26 June 2015

Cara Menganalisis Data Penelitian Kualitatif

Ada banyak hal yang perlu dicari tahu untuk bisa menjadi periset atau peneliti kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang memiliki daya tarik tersendiri, salah satunya pada tahap analisis data. Berbeda dengan analisis data penelitian kuantitatif yang dilakukan setelah selesai di lapangan, pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.  Niniasution (1988) menyatakan bahwa peneliti kualitatif sudah mulai menganalisis data pada saat merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung hingga sampai tahap penulisan hasil penelitian. Meskipun demikian, analisis data lebih difokuskan pada saat peneliti mengumpulkan data di lapangan.

Analisis sebelum di lapangan

Peneliti kualitatif sebaiknya menganalisis data sebelum memasuki lapangan dengan melihat hasil penelitian pendahuluan, atau data sekunder yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Meskipun fokus penelitian pada penelitian kualitatif sifatnya sementara. yang sifatnya bisa berkembang selama proses pengumpulan data di lapangan. Bila peneliti tidak menemukan fokus penelitian yang diajukan di proposal pada saat di lapangan, maka fokus penelitian dapat dialihkan atau diubah.

Analisis selama di lapangan

Pada pembahasan ini, model analisis selama di lapangan yang disampaikan adalah model Miles dan Huberman. Umumnya penelitian kualitatif menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis. Caranya adalah dengan menganalisis jawaban narasumber. Bila peneliti, merasa jawaban narasumber kurang memuaskan, peneliti dapat menanyakan pertanyaan yang membuat narasumber memberi jawaban lebih lanjut sampai peneliti merasa jawabannya sudah kredibel. Peneliti menganalisis data secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Peneliti melakukan reduksi data, display data, kesimpulan atau verifikasi. Setelah mengumpulkan data, peneliti melakukan antisipasi sebelum melakukan reduksi data.

Tahap Reduksi Data
Data yang terkumpul pada penelitian kualitatif umumnya jumlahnya banyak. Bahkan bila peneliti lama berada di lapangan, data yang terkumpul semakin banyak, kompleks dan dumit. Data tersebut di catat secara teliti dan rinci. Setelah semua data dicatat dengan rapi dan teliti, tahap selanjutnya adalah mereduksi data. Peneliti merangkum, memilih data-data yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Cari tema dan polanya. Data yang tidak perlu dibuang atau tidak dilanjutkan analisisnya. Hasil dari reduksi, peneliti menjadi lebih jelas dalam melihat gambaran data yang dibutuhkan. Proses ini secara tidak langsung akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. Beruntung saat ini sudah ada alat seperti laptop atau notebook yang sangat membantu peneliti mereduksi data, caranya adalah dengan memberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu.

Misalnya pada penelitian kualitatif bidang pendidikan. Setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai tempat penelitian, peneliti dapat mereduksi data dengan memfokuskan pada murid-murid yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkategorikan pada aspek gaya belajar, perilaku sosial, interkasi siswa dengan kerluarga, atau yang lainnya.

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian adalah panduan dalam mereduksi data, yaitu menemukan. Oleh karena itu, bila peneliti menemukan segala hal yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, hal itulah yang jadikan perhatian bagi peneliti dalam mereduksi data.

Kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan peneliti terhadap obyek yang diteliti dibutuhkan pada saat reduksi data. Bila belum yakin dengan kemampuan diri sendiri, peneliti dapat berdiskusi dengan teman atau orang yang ahli.

Data Display
Penyajian data kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Peneliti kualitatif sering menggunakan teks naratif dalam mendisplay data. Data display membantu peneliti memahami apa saja yang sedang terjadi dan merencanakan tindakan selanjutnya. Penting untuk melengkapi uraian naratif dengan grafik, matrik, network atau jejaring kerja, dan chart. Selanjutnya peneliti menanyakan pada diri sendiri "apakah anda tahu isi dari data display tersebut?" Meskipun terlihat mudah, proses data display tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi pada bidang pendidikan, fenomena yang sifatnya kompleks, dinamis, yang terus berkembang. Peneliti harus selalu menguji apa yang ditemukan yang sifatnya masih hipotetik itu masih terus berkembang atau tidak. Bila hipotesis yang dirumuskan didukung dengan data yang di lapangan, maka hipotesis itu terbukti dan berkembang menjadi teori yang grounded. Teori adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus.

Bila pola-pola yang ditemukan didukung dengan data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak berubah. Pola tersebut kemudian ditampilkan pada laporan akhir penelitian. 

Conclusion Drawing/ Verifikasi
Pada penelitian kualitatif, ada yang menarik khususnya pada tahap verifikasi. Kesimpulan awal masih sifatnya sementara. Bila kesimpulan tidak didukung dengan data-data yang kuat pada tahap pengumpulan data, maka akan berubah. Tetapi bila kesimpulan awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan itu kredibel. Tidak semua rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dapat terjawab dalam penelitian kualitatif, karena masalah dan rumusan masalah pada penelitian kualitatif sifatnya sementara. 

Kesimpulan pada penelitian kualitatif yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya tidak ditemukan atau belum pernah ada. Temuan itu bisa berupa deskripsi yang sebelumnya tidak jelas menjadi jelas, misalnya dalam hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Sumber:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman: 336 - 345.

Tuesday, 23 June 2015

Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif

Pada tulisan sebelumnya telah disampaikan validitas dan reliabilitas pada penelitian kuantitatif. Kali ini yang akan disampaikan adalah validitas dan reliabilitas pada riset atau penelitian kualitatif.

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi di lapangan dengan data yang dilaporkan dalam penelitian. Tidak terdapat perbedaan data lapangan dengan data yang terkumpul. Data dalam perspektif penelitian kualitatif sifatnya adalah tidak bersifat tunggal, tetapi jamak tergantung kemampuan peneliti dalam mengkonstruksi fenomena yang diamati, dan dibentuk dalam diri peneliti sebagai proses mental, sehingga bisa saja terjadi perbedaan antara peneliti satu dengan yang lain dalam mengkonstruksi data tergantung latar belakang peneliti. Oleh karena itu, selama data yang terkumpul sesuai dengan kenyataan, meskipun berbeda-beda antar peneliti, data tersebut menurut perspektif penelitian kualitatif masih bisa dikatakan valid.

Reliabilitas dalam persepktif penelitian kualitatif  sangat berbeda dengan perspektif penelitian kuantitatif. Hal ini disebabkan data dalam perspektif kualitatif tidak ada yang sifatnya tetap/konsisten/ajeg. Data sifatnya dinamis atau selalu berubah. 

Laporan pada penelitian kualitatif sifatnya ideosyneratic dan individualistik. Tiap peneliti memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda dalam melaporkan hasil penelitian. Bahasa dan pola pikir peneliti sangat menentukan laporan penelitian kualitatif. Tekandung unsur individualistik termasuk dalam proses pengumpulan data, pencatatan hasil observasi dan wawancara. Pada proses penelitiannya, sifatnya personalistik sehingga tidak akan mungkin bila ada dua peneliti akan menggunakan cara-cara yang sama persis dalam pengumpulan data, pencatatan data, dan analisis data.

Sumber:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; halaman: 363 - 366 

Monday, 18 May 2015

Cara Menentukan Ukuran Sampel Pada Penelitian Kuantitatif


Bila pada tulisan sebelumnya telah disampaikan teknik pengambilan sampel pada riset atau penelitian kuantitatif, maka pada kesempatan ini akan diulas cara menentukan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif. Kemampuan untuk menentukan ukuran sampel pada penelitian kuantitatif sangat penting dimiliki peneliti agar jumlah sampel yang diambil 100% dapat diwakili populasi. Jadi dengan jumlah sampel yang diambil oleh peneliti, hasilnya dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Makin besar jumlah sampel yang diambil, peluang generalisasi semakin kecil. Semakin kecil jumlah sampel yang diambil, makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan secara umum).

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan untuk penelitian kuantitatif?

Jumlah sampel tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang diambil. Tingkat ketelitian atau kepercayaan yang dikehendaki juga dipengaruhi oleh sumber dana, waktu dan tenaga yang dimiliki peneliti. Bila peneliti menginginkan tingkat kepercayaannya besar, maka jumlah sampel yang diambil pun jumlahnya besar. Atas dasar ini lah, dana yang dibutuhkan pun bertambah banyak, karena peneliti harus membagikan instrumen kepada responden dalam jumlah yang banyak, termasuk ongkos transportasinya. Selain itu, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk membagikan instrumen pada responden yang jumlahnya banyak.

Umumnya ada tiga tingkat kesalahan yang sering digunakan, antara lain 1%, 5%, dan 10%. Isaac dan Michaek telah mengembangkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tertentu seperti di bawah ini.

Menentukan Ukuran Sampel Pada Penelitian Kuantitatif menurut Isaac dan Michael

Rumus diatas digunakan atas dasar asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Populasi yang sifatnya homogen, tidak menggunakan rumus diatas, misalnya mengukur populasi benda. Untuk lebih jelasnya dalam rumus Isaac dan Michael juga dilengkapi dengan tabel jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalaha 1%, 5% dan 10 %.


Selain Isaac dan Michael masih ada rumus lain untuk menghitung sampel, seperti yang disampaikan oleh Cohran, dan Cohen.  Lebih baik memilih rumus yang menghasilkan jumlah ukuran sampel lebih banyak. 

Bagaimanakah cara menentukan ukuran sampel untuk penelitian?

Bila masih bingun untuk menentukan ukuran sampel, saran dari Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253) bisa dipertimbangkan, yaitu:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria - wanita, PNS - pegawai swasta, dll) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariat (korelasi atau regresi ganda misalnya) maka jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota masing-masing antara 10 s.d. 20.

Bagaimana cara mengambil anggota sampel?

Ada dua teknik yang digunakan dalam sampling yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

DOWNLOAD MEDIA PEMBELAJARAN K13

Sumber:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. halaman: 126 - 132.

Cara Menentukan Sampel dari Populasi Pada Penelitian Kuantitatif

Dua istilah yang sangat populer dalam penelitian atau riset kuantitatif adalah sampel dan populasi. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dan saling berhubungan. Peneliti kuantitatif selalu menggunakan keduanya sebagai bagian penting dalam mengumpulkan data penelitian. Valid atau tidaknya suatu instrumen penelitian juga ditentukan oleh adanya sampel dari populasi penelitian kuantitatif. Kemampuan peneliti dalam menentukan jumlah sampel juga menjadi bagian tahap terpenting sebelum mengumpulkan data.

Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat berupa orang, benda atau karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek penelitian.

Sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi terntentu. Atas dasar keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, peneliti dapat mengambil sampel dari populasi yang jumlahnya besar. Sampel yang baik harus representatif atau mewakili artinya apa yang dipelajari dari sampel penelitian yang diambil dapat diberlakukan untuk populasi penelitian.

Teknik Sampling

Sampling atau teknik penentuan sampel penelitian   dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu probability sampling dan non probability sampling. 

Probability sampling adalah teknik penentuan sampel yang memberikan peluang sama bagi tiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian, yang terdiri dari simple random samping, propotionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (clusterr) sampling. Simple random samping teknik penentuannya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Propotionate stratified random sampling adalah teknik penentuan sampel pada populasi yang sifatnya tidak homogen dan berstrata secara proporsional.  Disproportionate stratified random sampling adalah teknik penentuan sampel  yang tidak homogen dan berstrata tetapi tidak proporsional.  Area (clusterr) sampling adalah teknik penentuan sampel yang digunakan untuk menentukan sampel yang memiliki obyek penelitian atau sumber data yang sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi, atau kabupaten. Penentuan sampel berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Nonprobability Sampling adalah teknik penentuan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsrut atau anggota populasi untuk dijadikan sampel. Teknik ini terdiri atas sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh snowball. Sistematis sampling dilakukan dengan cara menentukan sampel secara sistematis dari populasi yang ada, misalnya dari 100 orang diurutkan dengan nomor. Kemudian peneliti dapat menentukan sampel yang bernomor ganjil atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu. Sampling kuota adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan pada populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai batas jumlah yang ditetapkan peneliti. 
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel yang berdasarkan kebetulan saja yaitu kepada orang-orang yang kebetulan dijumpai peneliti yang dirasa cocok oleh peneliti. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini dilakukan bila jumlah populasi jumlahnya sedikit, yaitu kurang dari 30 orang. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya sedikit kemudian berkembang menjadi banyak. Peneliti awalnya memilih satu atau dua orang, tetapi karena dari dua orang tersebut dirasa data masih kurang kemudian peneliti mencari orang lain yang dipandang dapat memberikan data yang lebih lengkap. Hal ini terus dilakukan sampai peneliti merasa yakin bahwa data yang terkumpul sudah cukup.

Pada umumnya peneliti kuantiatif dalam menentukan sampling dengan memakai teknik Probability sampling, yang terdiri dari simple random samping, propotionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (clusterr) sampling.


Sumber:
Sugiyono. 2012. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantiatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta. Halaman: 117 - 125.

Monday, 11 May 2015

Metode Penelitian Eksperimen: Factorial Design

Metode penelitian eksperimen memiliki banyak model atau desain. Bila pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan metode penelitian atau riset eksperimen dengan desain pre-experimental dan true-experimental, maka pada kesempatan ini akan dijelaskan desain yang lain dari metode penelitian eksperimen. Factorial design merupakan modifikasi dari desain true-sxperimental yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan atau treatment variabel independen terhadap hasil atau variabel dependen.

Paradigma dari penelitian factorial desain dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
   R     O1      X          Y1           O2
   R     O3                   Y1           O4
   R     O5      X          Y2           O6
   R     O7                   Y2           O8

Penelitian eksperimen dengan desain ini cara melakukannya adalah dengan memilih semua kelompok secara random kemudian diberikan pretest. Kelompok yang baik untuk dijadikan penelitian adalah ketika memiliki hasil pretest yang sama yaitu antara O1  =  O3  = O5  =  O7. Sesuai paradigma penelitian yang seperti ada di atas, variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2. 

Sebagai gambaran dari penelitian dengan desain ini adalah penelitian untuk mengukur pengaruh pelayanan akademik baru di suatu sekolah terhadap kepuasan siswa. Untuk itu, peneliti kemudian memilih empat kelompok yang diambil secara random dan diberiken pretest  Peneliti menggunakan jenis kelamin sebagai variabel moderator yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).

Perlakuan pelayanan akademik baru dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang sebelumnya telah diberikan pretest (O1 = kelompok laki-laki), Kelompok eksperimen kedua (05 = kelompok perempuan) yang sebelumnya telah diberikan pretest juga mendapat perlakuan yaitu pelayanan akademik baru.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh perlakuan terhadap kepuasan siswa di suatu sekolah untuk kelompok laki-laki dapat diperoleh dengan cara = (O2 -  O1) - (O4 - O3). Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh perlakuan terhadap kepuasan siswa untuk kelompok perempuan dapat diperoleh dengan cara = (O6 -  O5) - (O8 - O7). 

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, bila terdapat perbedaan pengaruh pelayanan akademik baru terhadap kepuasan siswa antara kelompok aki-laki dan perempuan. Maka penyebab utama kepuasan siswa bukan pada perlakuan yaitu pelayanan akademik baru, melainkan adalah jenis kelamin yang berperan sebagai variabel moderator. Hal ini dapat diketahui karena treatment yang diberikan sama, yaitu dengan cara yang sama, di tempat yang sama, pada kondisi yang sama, hanya yang membedakan adalah pihak-pihak yang memberikan pelayanan akademik baru berbeda yaitu antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Dengan menggunakann desain penelitian ini, peneliti menjadi tahu bahwa ada variabel moderator yang memiliki pengaruh besar terhadap kepuasan siswa.

Nah, itulah penjelasan singkat dari metode penelitian eksperimen dengan menggunakan factorial desain. Tertarik untuk melakukannya? Itu bagus agar pendapat anda menjadi kuat dengan didukung oleh penelitian yang imiah.